Kapolri Isyaratkan Penyelidikan Kebocoran Putusan MK
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kebocoran putusan Mahkamah Konsitusi mengenai perkara gugatan uji materi sistem proporsional terbuka dalam Undang-Undang Pemilu, kemungkinan bakal diselidiki kepolisian.
Isyarat penyelidikan dilontarkan Kapolri Jenderal Polisi Sigit Prabowo. Kapolri menegaskan bahwa itu sejalan dengan arahan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD agar tidak terjadi polemik berkepanjangan.
Advertisement
"Tentunya kalau memang dari situasi yang ada ini kemudian memungkinkan sesuai dengan arahan beliau [Menkopolhukam] untuk melakukan langkah-langkah penyelidikan," kata Sigit saat memberikan keterangan pers seusai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional tentang Pemilu 2024 Bersama Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan Menkopolhukam Mahfud MD di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Menurut Kapolri, kepolisian saat ini sedang merapatkan langkah-langkah yang bisa dilaksanakan untuk membuat semuanya menjadi jelas.
"Tentunya kalau kemudian ada peristiwa di dalamnya, tentu kita akan mengambil langkah lebih lanjut," ujar Sigit.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) menyatakan bahwa sudah berkomunikasi dengan MK untuk mengusut apabila memang terjadi kebocoran putusan perkara gugatan yang dimaksud.
BACA: Anggota Dikeroyok Orang di Parangtritis, Ratusan Pesilat PSHT Geruduk Polres Bantul
"Kalau betul itu bocor, itu salah. Yang salah yang membocorkannya di dalam, saya tadi sudah bilang ke MK supaya diusut siapa di dalam yang sudah bicara itu, kalau memang sudah diputuskan, kalau memang bocor, itu tapi bisa jadi tidak bocor juga," kata Mahfud.
Di sisi lain, Mahfud meminta mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana untuk menjelaskan pernyataannya.
"Denny juga supaya menjelaskan bahwa itu benar, dan itu nanti tentu akan terlihat dengan perjalanan waktu, siapa yang benar, siapa yang salah, tapi tidak boleh sebuah putusan belum diketok, bocor ke orang," ujarnya.
Sebelumnya, Mahfud menyatakan sudah mengklarifikasi langsung kepada MK terkait isu kebocoran putusan perkara itu.
Menurut Mahfud, MK menegaskan bahwa perkara itu belum diputuskan dan meyakini isu yang beredar di luar hanya hasil analisis pihak-pihak di luar MK atas pertimbangan sikap para hakim konstitusi.
Gugatan
Perkara gugatan uji materi terhadap sistem proporsional terbuka dalam Pasal 168 ayat (2) UU Pemilu tercatat sebagai Nomor Registrasi 114/PUU-XX/2022 yang diterima MK pada 14 November 2022.
Perkara itu diajukan oleh enam orang pemohon, yakni Demas Brian Wicaksono sebagai Pemohon I, Yuwono Pintadi (Pemohon II), Fahrurrozi (Pemohon III), Ibnu Rachman Jaya (Pemohon IV), Riyanto (Pemohon V), dan Nono Marijono (Pemohon VI).
Sebanyak delapan dari sembilan fraksi partai politik di DPR RI telah menyatakan menolak sistem pemilu proporsional tertutup, yakni Fraksi Golkar, Gerindra, Demokrat, NasDem, PAN, PKB, PPP, dan PKS, sedangkan Fraksi PDI Perjuangan menjadi satu-satunya yang menginginkan penerapan sistem pemilu tersebut.
Pada Minggu (28/5), mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana mengklaim mendapatkan informasi soal putusan MK terkait gugatan perkara tersebut yang akan memutus kembali diterapkannya sistem pemilu proporsional tertutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dorong Regenerasi Petani Milenial, Kementan Gandeng Raffi Ahmad
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Program Rp 50 Juta per Padukuhan: Langkah Harda Kiswaya Bangun Sleman Baru
- Kotta GO Hotel Yogyakarta Hadirkan Menu Special Bebek Kotta di Bulan November untuk Memanjakan Pecinta Kuliner
- Kementerian PPPA Audit Taman Pintar dan Gajahwong Edupark
- Angin Kencang di Gunungkidul Berdampak pada Kerusakan di 14 Titik Lokasi
- Ramai Flyer Penilaian Hasil Debat Ketiga di Pilkada Sleman, KPU: Itu Hoaks
Advertisement
Advertisement